CJR : Peran Pendidikan Sepanjang Hayat bagi Penyandang Disabilitas
Nia Sutisna
Universitas Pendidikan Indonesia
Dosen Pengampu : Sani Susanti, M. Pd
Disusun
O
L
E
H
ILHAM FAUZI 1173371009
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga kami masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan critical jurnal review ini dengan judul “Peran pendidikan sepanjang hayat bagi anak penyandnag disabilitas”. Critical jurnal review ini kami buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah ’Pendidikan Seumur Hidup,” semoga critical jurnal review ini dapat menambah wawasan dan pengatahuan bagi para pembaca.
Dalam penulisan critical jurnal review ini, kami tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua kami yang selalu mendoakan
2. Kepada dosen pengampu, Ibu Sani Susanti, M. Pd
Kami menyadari bahwa critical jurnal review ini masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke depannya.
Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam critical jurnal report yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.
Medan, Maret 2018
Ilham Fauzi
NIM 1173371009
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
- Pengantar 1
- Ringkasan artikel/hasil penelitian 2
- Keunggulan penelitian 5
Kegayutan antar elemen 5
- Originalitas temuan 5
- Kemutakhiran masalah 5
- Kohesi dan Koherensi isi penelitian 6
- Kelemahan penelitian 6
- Originalitas temuan 6
- Kohesi dan koherensi 6
- Implikasi terhadap 6
- Teori 6
- Program pembangunan di Indonesia 6
- Pembahasan dan Analisis 7
- Kesimpulan dan saran 7
- Pustaka 8
Identitas Jurnal
Judul Artikel : Peran PendidikanSepanjang Hayat
Judul Jurnal : Peran Pendidikan Sepanjang Hayat bagi Penyandang Disabilitas
Penulis : Nia Sutisna
Tahun terbit : 2011
Volume : 10
Nomor : 2
Tanggal akses : 18 maret 2018
- Pengantar
Masyarakat akademik menandai bahwa awal pendidikan sepanjang hayat pada saat Adam Smith (Inggris 1919) mengusung konsep bahwa pendidikan itu tidak hanya bagi anak, tetapi juga penting bagi orang yang sudah dewasa (usia tua sampai lanjut usia). Konsep ini menandai awalnya pendidikan orang dewasa, termasuk orang-orang yang berkebutuhan khusus. Konsep pendidikan orang dewasa tersebut dipandang secara tersirat telah memunculkan konsep pendidikan seumur hidup, yaitu pengenaan pendidikan bagi seseorang itu tidak hanya sampai masa sekolah, tetapi juga harus berlanjut terus menerus sampai pada masa dewasa.
Dilihat secara antropologis, yang mendorong pendidikan sepanjang hayat adalah atas dasar bahwa anak dan orang dewasa memiliki perbedaan yang nyata. Pada masa anaklah dipandang dapat terjadi pembelajaran, sedangkan pada masa dewasa cukup dengan kegiatan berproduksi saja. Padahal kehidupan manusia selalu dinamis menuju kesempurnaan. Oleh karena itu baik pada masa anak maupun masa dewasa diperlukan upaya penyesuaian diri untuk merespon lingkungan, sehingga manusia membutuhkan pendidikan sepanjang hayat.
- Ringkasan Artikel atau Hasil Penelitian
- Kemampuan membaca masyarakat
Membaca merupakan salah satu media yang paling efektif untuk melihat cakrawala dunia secara obyektif, mandiri, dan kreatif. Dengan membaca, kita akan menjadi seorang yang kreatif, kritis, dan bijak, atau sekurang-kurangnya kita bisa hijrah dari orang yang tidak tahu menjadi orang yang mengetahui. Untuk mengaktualisasikan kekayaan intelektualitas yang diperoleh dari membaca ke dalam realitas pada berbagai tingkat masyarakat dan peradaban, sehingga akan menghasilkan infrastrukutur yang integral bagi penyebaran ilmu pengetahuan tersebut, maka membaca dan menulis menjadi kebutuhan bagi masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge society). Dalam rangka menghadirkan masyarakat gemar membaca (reading society) dan masyarakat gemar menulis (writing society) bagi semua orang termasuk penyandang disabilitas dan anak berkebutuhan khususdi tengah-tengah masyarakat bangsa ini, tentunya kita harapkan, meminjam istilah Tilaar, akan melahirkan suatu masyarakat belajar (learningsociety). Suatu masyarakat belajar adalah masyarakat yang terus menerus memberikan arti kepada dunia. Arti tersebut diperolehnya melalui membaca, menulis, menghiting, dan pengetahuan umum.
Oleh sebab itu membaca haras dijadikan kebutuhan hidup dan budaya bangsa. Mengingat membaca merupakan suatu bentuk kegiatan budaya menurat H.A.R Tilaar (1999 : 381) maka untuk mengubah perilaku masyarakat gemar membaca membutuhkan suatu perubahan budaya atau perubahan tingkah laku dari anggota masyarakat kita. Mengadakan perubahan budaya masyarakat memerlukan suatu proses dan waktu panjang sekitar satu atau dua generasi, tergantung dari political will pemerintah dan masyarakat. Adapun ukuran waktu sebuah generasi adalah berkisar sekitar 15-25 tahun. Salah satu ciri perwujudan masyarakat belajar (learning society) adalah terwujudnya masyarakat gemar membaca, namun ternyata sampai dengan usia kemerdekaan yang lebih dari 60 tahun, budaya membaca belum nampak terwujud.
Berdasarkan data penduduk usia 15 tahun keatas masih rendah dalam : (1) kemampuan membaca dan memperoleh informasi; (2) kemampuan membaca dalam menginterprestasikan bacaan; (3) kemampuan membaca dalam mengkombinasikan bacaan.
- Upaya MewujudkanMasyarakat Gemar Belajar sebagai Pemenuhan Tujuan Pendidikan Sepanjang Hayat
Salah satu sasaran perubahan yang ingin dicapai oleh pendidikan dalam pembangunan masyarakat adalah tumbuhnya masyarakat gemar belajar (learning society). Gagasan awal pendidikan sepanjang hayat, yang melandaskan bahwa individuindividu dalam masyarakat dapat belajar, dan semestinya terus belajar, dan secara berkesinambungan berapaya mengikis kebodohan dan fatalisme, mengandung tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup. Dalam pencapaian tujuan tersebut muncul gagasan learning to be (belajar menjadi sesorang), dan the learning society (masyarakat belajar). learning to be (belajar menjadi sesorang) yaitu seperti proses penemuan diri sendiri dan mencapai kesadaran tentang kemampuan dan kelemahan diri sendiri, yang akhirnya ditujukan ke arah keberdayaan, kemandirian, dan peningkatan kualitas hidupnya.
Tumbuhnya masyarakat gemar belajar memberi petunjuk lepasnya masyarakat dari situasi kehidupan semu. Ditinjau dari proses belajar, masyarakat gemar belajar memiliki beberapa ciri, antara lain:
- Sebagian besar anak-anak, penyandang disabiitas dan warga masyarakat, atau mungkin seluruhnya gemar mencari informasi yang berhubungan dengan kepentingan kehidupannya.
- Mereka gemar menemukan informasi bara melalui kegiatan membaca berbagai sumber seperti buku, jurnal, majalah, surat kabar dan media cetak lainnya serta sumber yang berasal dari media elektronik seperti internet.
- Masyarakat gemar melakukan kegiatan belajar secara berlanjut atas kesadaran bahwa belajar adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupannya. Mereka belajar sepanjang hayatnya.
Peran menumbuhkan masyarakat belajar bagi penyandang disabilitas, melalui kegiatan belajar yang berkaitan dengan berbagai fungsi tersebut, pendidikan keluarga dan masyarakat dapat berperan dalam hal sebagai berikut:
1. Pendidikan sepanjanghayat bagi penyandang disabilitas memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap sumber-sumber yang tersedia di masyarakat dan menggunakannya secara optimal dalam gerakan pembangunan masyarakat.
2. Pendidikan sepanjang hayat bagi penyandang disabilitas berperan menghormati nilai-nilai etika, keyakinan, tradisi, dan budaya masyarakat.
3. Lembaga pendidikan sepanjang hayat bagi penyandang disabilitas bekerjasama dengan lembagalembaga terkait dengan pembangunan masyarakat dan pimpinan masyarakat, serta memanfaatkan sebaik-baiknya kerjasama tersebut untuk membelajarkan masyarakat komunitas ABK dalam konteks pembangunan masyarakat.
4. Pendidikan sepanjang hayat bagi penyandang disabilitas mengutamakan program yang berkaitan dengan upaya pemenuhan kebutuhan yang dirasakan dan dinyatakan oleh masyarakat komunitas. Pendidikan sepanjang hayat bagi penyandang disabilitas memperkenalkan kekuatan ilmu pengetahuan, teknologi, dan humaniora melalui komunkasi terorganisasi dalam masyarakat sehingga masyarakat terdorong untuk menyadari pentingnya menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan humaniora dalam memenuhi kebutuhan belajar penyandang disabilitas sepanjang hayat.
III. Keunggulan Penelitian
- Kegayutan antar elemen
Dari pembahasan disetiap elemen/bagian memiliki keterkaitan hirarki, karena membahas mengenai peran pendidikan sepanjang hayat bagi penyandang disabilitas yang dilanjutkan dengan prakteknya yang mengharuskan warga belajar untuk gemar membaca yang berorientasi pada anak penyandang disbilitas kemudian dapat dikumpulkan data dan menemukan hasil dari peranan pendidikan sepanjang hayat bagi penyandang disabilitas dan mampu untuk mewujudkan masyarakat yang gemar membaca, sehingga terbentuknya konsep bahwa pendidikan itu berlangsung sepanjang hayat.
- Originalitas temuan
Pembahasan jurnal yang saya baca, penulis membuat jurnal tersebut sesuai dengan perkembangan yang ada disekitar. Dimana peran pendidikan sepanjang hayat yang berorientasi bagi anak penyandang disabilitas itu berupa pendidikan sepanjang hayat berperan Pendidikan sepanjang hayat bagi penyandang disabilitas memperkenalkan kekuatan ilmu pengetahuan, teknologi, dan humaniora melalui komunkasi terorganisasi dalam masyarakat sehingga masyarakat terdorong untuk menyadari pentingnya menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan humaniora dalam memenuhi kebutuhan belajar penyandang disabilitas sepanjang hayat. Peranan pendidikan sepanjang hayat bagi anak penyandang disabilitas harus perlu ditingkatkan lagi, karena orientasi ini mengharuskan pendidikan sepanjang hayat harus ikut serta dalam mewujudkan masyarakat yang gemar membaca, sehingga anak yang menyandang disabilitas ini dapat diminimalisir.
- Kemukhtahiran masalah
Setelah punyusun membaca jurnal ini, penyusun menyimpulkan bahwa jurnal sudah cukup mutakhir karena pemabahasan dalam jurnal sangat jelas dan kekinian yaitu membahas tentang pentingnya pendidikan sepanjang hayat dalam kehidupan seseorang, sehingga peranan pendidikan sepanjang hayat sangat mempunyai peranan penting baik bagi anak menyandang disabilitas maupun anak-anak seperti biasanya.
- Kohesi dan koherensi isi penelitian
Dari jurnal yang saya baca ini kohesinya sudah cukup baik materinya cukup singkat. Karena penelitian ini berbentuk jurnal bukan e-book. Jadi penulis memaparkan isi dengan singkat disetiap judulnya. Tapi materi yang dibahas dalam jurnal mudah dipahami karena penulis langsung menuliskan isi dari permasalahan yang dituju tidak terlalu banyak defenisi (koherensi).
IV. Kelemahan Penelitian
- Originalitas Temuan
Pada segi temuan kita bisa melihat bahwa kebermanfaatan pendidikan sepanjang hayat dalam mendukung proses belajar yang dikhususkan pada anak penyandang disabilitas saja, sehingga penelitian ini mengarah pada Masyarakat gemar belajar dapat terwujud apabila setiap warga masyarakat penyandang disabilitas selalu mencari dan menemukan sesuatu yang bara dan bermakna, meningkatkan kemampuan, dan mengembangkan diri melalui kegiatan belajar. Kegiatan belajar telah menjadi kebutuhan hidup dan kebiasaan masyarakat.
b. Kohesi dan Koheresi
Dari keterkaitan hubungan dan penjelasan gagasan yang ada juga teori yang ada pada jurnal tersebut hampir tidak ada kekurangannya karena pada segi kohesi dan koherensi membuat poin lebih besar kepada keunggulan dalam jurnal, maka dari itu penulis hanya menyebutkan bahwa tidak banyak kekurangan yang ditemukan pada segi koherensi dan kohesinya.
V. Implikasi terhadap
a. Teori
Dalam rangka menghadirkan masyarakat gemar membaca (reading society) dan masyarakat gemar menulis (writing society) bagi semua orang termasuk penyandang disabilitas dan anak berkebutuhan khususdi tengah-tengah masyarakat bangsa ini, tentunya kita harapkan, meminjam istilah Tilaar, akan melahirkan suatu masyarakat belajar (learningsociety). Suatu masyarakat belajar adalah masyarakat yang terus menerus memberikan arti kepada dunia. Arti tersebut diperolehnya melalui membaca, menulis, menghiting, dan pengetahuan umum.
United Nations Development Programme (UNDP) menjadikan angka buta huruf dewasa {adult illiteracy rate) sebagai suatu barometer dalam mengukur kualitas suatu bangsai Tinggi rendahnya angka buta huruf akan menentukan pula tinggi rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index —HDI) bangsa itu sendiri. United Nations Development Programme (UNDP) mengambil kesimpulan (hipotesis) bahwa kekurangmampuan anak-anak kita dalam bidang matematika dan bidang ilmu pengetahuan, serta tingginya angka buta huruf dewasa (adult illiteracy rate) di Indonesia adalah akibat membaca belum menjadi kebutuhan hidup dan belum menjadi budaya bangsa. Oleh sebab itu membaca haras dijadikan kebutuhan hidup dan budaya bangsa.
- Program Pembangunan di Indonesia
Dalam program pembangunan di Indonesia untuk mengembangkan model pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Didalam UUD No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Sepanjang Hayat bab III pasal 4 ayat 3 juga dijelaskan “Pendidikan Diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
- Pembahasan dan Analisis
Konsep pendidikan orang dewasa tersebut dipandang secara tersirat telah memunculkan konsep pendidikan seumur hidup, yaitu pengenaan pendidikan bagi seseorang itu tidak hanya sampai masa sekolah, tetapi juga harus berlanjut terus menerus sampai pada masa dewasa. Pendidikan sepanjang hayat merupakan landasan yang kuat bagi program-program pendidikan penyandang disabiitas yang mengarah pada upaya untuk menumbuhkan masyarakat gemar belajar (learning society).
Pendidikan sepanjanghayat bagi penyandang disabilitas memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap sumber-sumber yang tersedia di masyarakat dan menggunakannya secara optimal dalam gerakan pembangunan masyarakat.
Pendidikan sepanjang hayat bagi penyandang disabilitas memperkenalkan kekuatan ilmu pengetahuan, teknologi, dan humaniora melalui komunkasi terorganisasi dalam masyarakat sehingga masyarakat terdorong untuk menyadari pentingnya menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan humaniora dalam memenuhi kebutuhan belajar penyandang disabilitas sepanjang hayat.
VI. Kesimpulan dan Saran
- Kesimpulan
Pendidikan sepanjang hayat merupakan landasan yang kuat bagi program-program pendidikan penyandang disabiitas yang mengarah pada upaya untuk menumbuhkan masyarakat gemar belajar (learning society). Masyarakat gemar belajar dapat terwujud apabila setiap warga masyarakat penyandang disabilitas selalu mencari dan menemukan sesuatu yang bara dan bermakna, meningkatkan kemampuan, dan mengembangkan diri melalui kegiatan belajar. Kegiatan belajar telah menjadi kebutuhan hidup dan kebiasaan masyarakat. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh setiap warga masyarakat tidak terbatas hanya untuk mengetahui atau belajar sesuatu (learning how to learn), tidak pula belajar hanya untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kehidupan (learning how to solve problems). Kegiatan belajar yang mereka lakukan terarah untuk kepentingan dan kemajuan kehidupannya (learning how to be), belajar untuk melakukan sesuatu (learning how to do) dan belajar untuk hidup bersama (learning how to live together).
b. Saran
Dengan adanya program pendidikan sepanjang hayat ini akan lebih memudahkan kita memahami bagaimana peranan pendidikan sepanjang bagi penyandang disbilitas, diharapkan pula bagi seorang tenaga pendidik dapat menerapkan pendidikan sepanjang hayat dalam melaksanakan proses pembelajaran pada anak yang menyandang disabilitas.
Kepustakaan
Sutisna, Nia. “Peran Pendidikan Sepanjang Hayat bagi Penyandang Disabilitas”.
Telaah: Peran Pendidikan Sepanjang Hayat (2011).
UUD Nomor 20 Tahun 2003.
ASSALAMUALAIKUM SAYA INGIN BERBAGI CARA SUKSES SAYA NGURUS IJAZAH saya atas nama bambang asal dari jawa timur sedikit saya ingin berbagi cerita masalah pengurusan ijazah saya yang kemarin hilang mulai dari ijazah SD sampai SMA, tapi alhamdulillah untung saja ada salah satu keluarga saya yang bekerja di salah satu dinas kabupaten di wilayah jawa timur dia memberikan petunjuk cara mengurus ijazah saya yang hilang, dia memberikan no hp BPK DR SUTANTO S.H, M.A beliau selaku kepala biro umum di kantor kemendikbud pusat jakarta nomor hp beliau 0823-5240-6469, alhamdulillah beliau betul betul bisa ngurusin masalah ijazah saya, alhamdulillah setelah saya tlp beliau di nomor hp 0823-5240-6469, saya di beri petunjuk untuk mempersiap'kan berkas yang di butuh'kan sama beliau dan hari itu juga saya langsun email berkas'nya dan saya juga langsung selesai'kan ADM'nya 50% dan sisa'nya langsun saya selesai'kan juga setelah ijazah saya sudah ke terima, alhamdulillah proses'nya sangat cepat hanya dalam 1 minggu berkas ijazah saya sudah ke terima.....alhamdulillah terima kasih kpd bpk DR SUTANTO S.H,M.A berkat bantuan bpk lamaran kerja saya sudah di terima, bagi saudara/i yang lagi bermasalah malah ijazah silah'kan hub beliau semoga beliau bisa bantu, dan ternyata juga beliau bisa bantu dengan menu di bawah ini wassalam.....
BalasHapus1. Beliau bisa membantu anda yang kesulitan :
– Ingin kuliah tapi gak ada waktu karena terbentur jam kerja
– Ijazah hilang, rusak, dicuri, kebakaran dan kecelakaan faktor lain, dll.
– Drop out takut dimarahin ortu
– IPK jelek, ingin dibagusin
– Biaya kuliah tinggi tapi ingin cepat kerja
– Ijazah ditahan perusahaan tetapi ingin pindah ke perusahaan lain
– Dll.
2. PRODUK KAMI
Semua ijazah DIPLOMA (D1,D2,D3) S/D
SARJANA (S1, S2)..
Hampir semua perguruan tinggi kami punya
data basenya.
UNIVERSITAS TARUMA NEGARA UNIVERSITAS MERCUBUANA
UNIVERSITAS GAJAH MADA UNIVERSITAS ATMA JAYA
UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS MOETOPO
UNIVERSITAS TERBUKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
UNIVERSITAS BUDI LIHUR ASMI
UNIVERSITAS ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS DIPONOGORO
AKADEMI BAHASA ASING BINA SARANA INFORMATIKA
UPN VETERAN AKADEMI PARIWISATA INDONESIA
INSTITUT TEKHNOLOGI SERPONG STIE YPKP
STIE SUKABUMI YAI
ISTN STIE PERBANAS
LIA / TOEFEL STIMIK SWADHARMA
STIMIK UKRIDA
UNIVERSITAS NASIONAL UNIVERSITAS JAKARTA
UNIVERSITAS BUNG KARNO UNIVERSITAS PADJAJARAN
UNIVERSITAS BOROBUDUR UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH UNIVERSITAS BATAM
UNIVERSITAS SAHID DLL
3. DATA YANG DI BUTUHKAN
Persyaratan untuk ijazah :
1. Nama
2. Tempat & tgl lahir
3. foto ukuran 4 x 6 (bebas, rapi, dan usahakan berjas),semua data discan dan di email ke alamat email bpk sutantokemendikbud@gmail.com
4. IPK yang di inginkan
5. universitas yang di inginkan
6. Jurusan yang di inginkan
7. Tahun kelulusan yang di inginkan
8. Nama dan alamat lengkap, serta no. telphone untuk pengiriman dokumen
9. Di kirim ke alamat email: sutantokemendikbud@gmail.com berkas akan di tindak lanjuti akan setelah pembayaran 50% masuk
10. Pembayaran lewat Transfer ke Rekening MANDIRI, BNI, BRI,
11. PENGIRIMAN Dokumen Via JNE
4. Biaya – Biaya
• SD = Rp. 1.500.000
• SMP = Rp. 2.000.000
• SMA = Rp. 3.000.000
• D3 = 6.000.000
• S1 = 7.500.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S2 = 12.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S3 / Doktoral Rp. 24.000.000
(kampus terkenal – wajib ikut kuliah beberapa bulan)
• D3 Kebidanan / keperawatan Rp. 8.500.000
(minimal sudah pernah kuliah di jurusan tersebut hingga semester 4)
• Pindah jurusan/profesi dari Bidan/Perawat ke Dokter. Rp. 32.000.000