CRITICAL JOURNAL REVIEW
PEMENUHAN KEBUTUHAN BELAJAR ANAK JALANAN DI KOTA SEMARANG MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN NONFORMAL
Dosen Pengampu : Dr. Nurlaila, M. Pd
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Analisis Kebutuhan Belajar Masyarakat
Disusun
O
L
E
H
ILHAM FAUZI 1173371009
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga kami masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan critical jurnal review ini dengan judul “ Pemenuhan Kebutuhan Belajar Anak Jalanan Di Kota Semarang Melalui Program Pendidikan Nonformal”. Critical jurnal review ini kami buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah ’Analisis Kebutuhan Belajar Masyarakat,” semoga critical jurnal review ini dapat menambah wawasan dan pengatahuan bagi para pembaca.
Dalam penulisan critical jurnal review ini, Saya tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua kami yang selalu mendoakan
2. Kepada dosen pengampu, Ibu Dr. Nurlaila, M. Pd
Saya menyadari bahwa critical jurnal review ini masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke depannya.
Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam critical jurnal report yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.
Medan, April 2018
Ilham Fauzi
NIM 1173371009
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
I. Pengantar 1
II. Ringkasan artikel/hasil penelitian 2
III. Keunggulan penelitian 3
a). Kegayutan antar elemen 3
b). Originalitas temuan 4
c). Kemutakhiran masalah 5
d). Kohesi dan Koherensi isi penelitian 5
IV. Kelemahan penelitian 5
a). Originalitas temuan 5
b). Kohesi dan koherensi 5
V. Implikasi terhadap 6
a). Teori 6
b). Program pembangunan di Indonesia 6
c). Pembahasan dan Analisis 6
VI. Kesimpulan 7
Kepustakaan 7
Identitas Jurnal
Judul Artikel : PEMENUHAN KEBUTUHAN BELAJAR ANAK JALANAN DI KOTA SEMARANG MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN NONFORMAL
Penulis : Putri Rizca Ayu, Fakhruddin
Tahun terbit : 2017
Volume : 2
Nomor : 1
ISSN : 2549-1717
Alamat URL :
Tanggal akses : 10 April 2018
- Pengantar
Kebutuhan belajar (learning needs) adalah segala sesuatu kebutuhan baik individu maupun kelompok yang berupa keinginan atau kehendak untuk mempunyai pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu (Sutarto, 2008:41). Kebutuhan belajar antara individu satu dengan yang lainnya berbeda dilihat dari bagaimana individu atau kelompok menyadari akan kebutuhannya. Di dalam pendidikan nonformal kebutuhan belajar individu atau kelompok dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok tersebut.
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.” Artinya pendidikan harus merata bagi manusia, karena manusia wajib untuk mendapatkan pendidikan yang berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut tidak terkecuali pada anak jalanan yang kebanyakan tidak mendapatkan pendidikan yang merata.
Anak jalanan adalah fenomena nyata bagi kehidupan yang menimbulkan permasalahan sosial yang kompleks. Keberadaan dan perkembangan anak jalanan merupakan persoalan yang perlu menjadi perhatian. Krisis moneter mengakibatkan meningkatnya jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan. Kemiskinan menyebabkan sebagian besar anak-anak harus membantu orang tuanya untuk bekerja. Bahkan ada yang harus turun ke jalan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan uang untuk mempertahankan hidupnya. Fenomena tersebut menyebabkan anak turun ke jalanan atau sering disebut dengan istilah anak jalanan (Apriliani, 2015:64).
Pemenuhan kebutuhan belajar anak jalanan selain kebutuhan belajar di sekolah sangatlah penting untuk diteliti, nantinya kita akan mengetahui faktor apa saja yang menjadikan mereka menjadi anak jalanan dan ragam kebutuhan belajar anak jalanan yang mereka inginkan serta bagaimana pemenuhan kebutuhan belajarnya melalui program pendidikan nonformal. Tujuan penelitian ini megetahui faktor-faktor penyebab menjadi anak jalanan di Kota Semarang mengetahui ragam kebutuhan belajar anak jalanan dan menjelaskan pemenuhan kebutuhan belajar anak jalanan di Kota Semarang melalui program pendidikan nonformal.
- Ringkasan Artikel atau Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Moleong (2010:6) mendefinisikan penelitian kualitatif dilihat dari perspektif emik yaitu memandang sesuatu upaya membangun pandangan subjek penelitian yang rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit. Subjek Penelitian terdiri dari Key informan dan informan. Key informan adalah 5 anak jalanan dan 4 orang tua anak jalanan, sedangkan informan terdiri dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Yayasan Setara, dan tokoh masyarakat yang berada di lingkungan rumah anak jalanan. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat diketahui bahwa faktor yang menyebabkan anak-anak bekerja di jalanan dipengaruhi oleh beberapa faktor: faktor ekonomi keluarga yang rendah menjadikan anak-anak bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Lk menyatakan bahwa ia menyuruh anaknya Ff bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya (wawancara, 22 Februari 2016). Hasil penelitian sesuai dengan pendapat dari Siregar, dkk (2006) bahwa faktor yang menyebabkan anak menjadi anak jalanan di antaranya faktor-faktor yang ada ternyata faktor ekonomi (kemiskinan) keluarga merupakan faktor yang paling dominan menjadikan anak menjadi anak jalanan di Kota Semarang.\
Faktor pendidikan orang tua yang rendah menyebabkan orang tua menyuruh anak-anak mereka untuk bekerja. Id menyatakan meskipun ia hanya lulusan Sekolah Dasar, Id berharap anaknya dapat bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi (wawancara, 24 Februari 2016). Penelitian Jamaludin (2013) mengungkapkan bahwa ketidakpahaman mereka tentang arti pendidikan inilah yang menyebabkan orang tua anak jalanan mengeksploitasi anak-anak mereka. Orang tua tidak sadar akan pentingnya pendidikan bagi masa depan seorang anak jalanan dan hanya menyuruh anak jalanan bekerja dan bekerja, karena pemahaman mereka mengenai sekolah hanya menghabiskan uang dan waktu saja padahal uang untuk makanpun susah terpenuhi mengingat penghasilan yang tidak menentu setiap harinya. Orang tua tidak sadar jika pendidikan anak jalanan jauh lebih penting ketimbang dengan mempekerjakan anak-anak mereka di jalanan karena hal itu dapat membantu meningkatkan taraf hidup keluarga mereka kelak. Faktor perceraian orang tua juga menyebabkan anak-anak mereka terpaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. anak jalanan dengan latar belakang perceraian dan ketidakharmonisan keluarga, banyak terlibat dalam tindak kekerasan, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian peneliti, karena faktor perceraian atau ketidakharmonisan keluarga tidak membuat anak jalanan terlibat dalam tindak kekerasan, melainkan mereka harus rela bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meskipun hasil yang diteliti peneliti menunjukkan, satu dari subjek anak jalanan yang diteliti memiliki pola tingkah laku yang berbeda dari subjek lainnya, yaitu anak jalanan yang meninggalkan rumah akibat dari kekerasan orang tua hidup di kawasan Simpang Lima setiap harinya dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan terkadang memberikan sebagian hasil kerjanya untuk diberikan kepada orang tuanya.
Pemenuhan kebutuhan belajar melalui program pendidikan nonformal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana anak jalanan dalam memenuhi ragam kebutuhan belajar yang diinginkannya sehingga anak jalanan dapat berhenti bekerja dan dapat mendapatkan keterampilan sesuai kemampuan yang dimiliknya serta dapat melanjutkan pendidikan mereka sehingga mereka dapat mempunyai kehidupan yang lebih baik dan dapat membahagiakan orang tuanya lewat kemampuan yang dimiliki mereka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak jalanan di Kota Semarang yang diteliti memilih pemenuhan kebutuhan belajar melalui program pendidikan nonformal secara mandiri dan melalui lembaga swadaya masyarakat Yayasan setara. Anak jalanan yang berada di Tugu Muda memilih pemenuhan kebutuhan belajar melalui program pendidikan nonformal secara mandiri karena keterbatasan biaya yang ada. Hal ini dinyatakan oleh Da (wawancara, 4 Februari 2016) dan Ff (wawancara, 22 Februari 2016) bahwa mereka tidak mempunyai uang untuk mengikuti kursus-kursus di tempat umum, sehingga mereka memenuhinya secara mandiri. Anak jalanan yang berada di bawah naungan Yayasan Setara pemenuhan kebutuhan belajar melalui program pendidikan nonformal pemenuhannya melalui program kelompok belajar yang di dalamnya terdapat pemberian keterampilan sesuai dengan keinginan anak setiap hari Selasa dan rabu pukul 15.00 WIB. Hal ini dinyatakan oleh Dw (wawancara, 24 Februari 2016) bahwa Dw memiliki ragam kebutuhan belajar tentang mengutak-atik barang bekas menjadi barang yang dapat dimanfaatkan yaitu membuat tempat untuk berjualan snack yang terbuat dari barang bekas.
III. Keunggulan Penelitian
- Kegayutan antar elemen
Dari pembahasan disetiap elemen/bagian memiliki keterkaitan hirarki yang terkait antara komponen satu dengan lainnya, keterkaitan ini terlihat dari segi penjelasannya yang menyeluruh yang didalamnya terkandung tentang Pemenuhan kebutuhan belajar melalui program pendidikan nonformal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana anak jalanan dalam memenuhi ragam kebutuhan belajar yang diinginkannya sehingga anak jalanan dapat berhenti bekerja dan dapat mendapatkan keterampilan sesuai kemampuan yang dimiliknya serta dapat melanjutkan pendidikan mereka sehingga mereka dapat mempunyai kehidupan yang lebih baik dan dapat membahagiakan orang tuanya lewat kemampuan yang dimiliki mereka.
Pemenuhan ragam kebutuhan belajar anak jalanan di Kota Semarang melalui program pendidikan nonformal, pemenuhannya ada dua yaitu: pemenuhan kebutuhan belajar secara mandiri dan pemenuhan kebutuhan belajar melalui program yang terdapat di lembaga Yayasan Setara. anak jalanan di Kota Semarang yang diteliti memilih pemenuhan kebutuhan belajar melalui program pendidikan nonformal secara mandiri dan melalui lembaga swadaya masyarakat Yayasan setara. Anak jalanan yang berada di Tugu Muda memilih pemenuhan kebutuhan belajar melalui program pendidikan nonformal secara mandiri karena keterbatasan biaya yang ada. Hal ini dinyatakan oleh Da (wawancara, 4 Februari 2016) dan Ff (wawancara, 22 Februari 2016) bahwa mereka tidak mempunyai uang untuk mengikuti kursus-kursus di tempat umum, sehingga mereka memenuhinya secara mandiri. Anak jalanan yang berada di bawah naungan Yayasan Setara pemenuhan kebutuhan belajar melalui program pendidikan nonformal pemenuhannya melalui program kelompok belajar yang di dalamnya terdapat pemberian keterampilan sesuai dengan keinginan anak setiap hari Selasa dan rabu pukul 15.00 WIB. Hal ini dinyatakan oleh Dw (wawancara, 24 Februari 2016) bahwa Dw memiliki ragam kebutuhan belajar tentang mengutak-atik barang bekas menjadi barang yang dapat dimanfaatkan yaitu membuat tempat untuk berjualan snack yang terbuat dari barang bekas.
- Originalitas temuan
Pembahasan jurnal yang saya baca, penulis membuat jurnal tersebut sesuai dengan perkembangan yang ada disekitar, hal ini dikarenakan dalam melakukan penelitian ini anak jalanan di Kota Semarang sudah memiliki rasa ketertarikan untuk memenuhi ragam kebutuhan belajar mereka melalui program pendidikan nonformal yaitu anak jalanan yang berada di Taman Tugu Muda memenuhi ragam kebutuhan belajarnya secara mandiri karena keterbatasan biaya yang dimiliki anak jalanan, sedangkan anak jalanan yang berada di bawah naungan Yayasan Setara pemenuhannya melalui program kelompok belajar yang di dalamnnya terdapat pemberian keterampilan terhadap masing-masing keinginan anak. Sedangkan anak jalanan di Simpang Lima tidak memiliki ragam kebutuhan belajar karena mereka berfikir bahwa keinginan untuk memenuhi ragam kebutuhan belajar tidak mendatangkan income untuk dirinya sendiri.
- Kemukhtahiran masalah
Setelah punyusun membaca jurnal ini, penyusun menyimpulkan bahwa jurnal sudah cukup mutakhir karena pemabahasan dalam jurnal sangat jelas dan kekinian yaitu membahas tentang faktor yang menyebabkan menjadi anak jalanan yaitu: faktor ekonomi keluarga yang rendah; pendidikan orang tua yang rendah; dan perceraian (broken home). Anak jalanan di Kota Semarang memiliki ragam kebutuhan belajar yang berbeda-beda: ragam kebutuhan belajar anak jalanan di Tugu Muda mengenai mekanik motor dan memasak; di Simpang Lima tidak ada; di bawah naungan Yayasan setara mengenai program kelompok belajar memanfaatkan barang bekas, dan pemenuhan kebutuhan belajar anak jalanan dipenuhi secara mandiri dan melalui lembaga Yayasan Setara.
d. Kohesi dan koherensi isi penelitian
Dari jurnal yang saya baca ini kohesinya sudah cukup baik materinya cukup singkat. Karena penelitian ini berbentuk jurnal bukan e-book. Jadi penulis memaparkan isi dengan singkat disetiap judulnya, dan mengembangkan point-point kecil yang penting untuk dikaji. Materi yang dibahas dalam jurnal mudah dipahami karena penulis langsung menuliskan isi dari permasalahan yang dituju tidak terlalu banyak defenisi (koherensi).
IV. Kelemahan Penelitian
- Originalitas Temuan
Pada segi temuan kita bisa melihat bahwa tidak adanya kelemahan/kekurangan terhadap penelitian ini, hal ini dikarenakan penelitian ini sangat diperlukan untuk meminimalisir tindakan orang tua yang kurang memperhatihan pendidikan anaknya sehingga menyebabkan anak menjadi anak jalanan. faktor yang menyebabkan anak menjadi anak jalanan yaitu, faktor ekonomi keluarga yang rendah, pendidikan orang tua yang rendah, dan perceraian (broken home). Untuk itu dengan adanya penelitian ini hendaknya dapat diminimalisir atau bahkan tidak ada lagi anak-anak lainnya yang bernasib sama seperti anak-anak jalanan tersebut.
b. Kohesi dan Koheresi
Dari keterkaitan hubungan dan penjelasan gagasan yang ada juga teori yang ada pada jurnal tersebut hampir tidak ada kekurangannya karena pada segi kohesi dan koherensi membuat poin lebih besar kepada keunggulan dalam jurnal, maka dari itu penulis hanya menyebutkan bahwa tidak banyak kekurangan yang ditemukan pada segi koherensi dan kohesinya.
V. Implikasi terhadap
a. Teori
Anak jalanan adalah fenomena nyata bagi kehidupan yang menimbulkan permasalahan sosial yang kompleks. Keberadaan dan perkembangan anak jalanan merupakan persoalan yang perlu menjadi perhatian. Krisis moneter mengakibatkan meningkatnya jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan. Kemiskinan menyebabkan sebagian besar anak-anak harus membantu orang tuanya untuk bekerja. Bahkan ada yang harus turun ke jalan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan uang untuk mempertahankan hidupnya. Fenomena tersebut menyebabkan anak turun ke jalanan atau sering disebut dengan istilah anak jalanan (Apriliani, 2015:64). Hasil penelitian sesuai dengan pendapat dari Siregar, dkk (2006) bahwa faktor yang menyebabkan anak menjadi anak jalanan di antaranya faktor-faktor yang ada ternyata faktor ekonomi (kemiskinan) keluarga merupakan faktor yang paling dominan menjadikan anak menjadi anak jalanan di Kota Semarang. Penelitian Jamaludin (2013) mengungkapkan bahwa ketidakpahaman mereka tentang arti pendidikan inilah yang menyebabkan orang tua anak jalanan mengeksploitasi anak-anak mereka. Orang tua tidak sadar akan pentingnya pendidikan bagi masa depan seorang anak jalanan dan hanya menyuruh anak jalanan bekerja dan bekerja, karena pemahaman mereka mengenai sekolah hanya menghabiskan uang dan waktu saja padahal uang untuk makanpun susah terpenuhi mengingat penghasilan yang tidak menentu setiap harinya. Orang tua tidak sadar jika pendidikan anak jalanan jauh lebih penting ketimbang dengan mempekerjakan anak-anak mereka di jalanan karena hal itu dapat membantu meningkatkan taraf hidup keluarga mereka kelak. Hasil penelitian Erwin (2013) mengungkapkan bahwa faktor perceraian dan ketidakharmonisan keluarga, untuk sebagian anak jalanan menjadi alasan penyebab mereka berada di jalanan, sehingga mereka mencari jalan sendiri dengan hidup di jalan. Menurut mereka dengan keluar dari rumah, sejumlah hal yang terjadi di rumah bisa terlupakan. Ada kesan berada di jalanan sebagai reaksi atau bentuk perlawanan terhadap kondisi dalam keluarga yang mereka alami.
b. Program Pembangunan di Indonesia
Pembangunan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan sebagai suatu bagian pembangunan sosial selalu mendampingi pembangunan ekonomi dan politik. Pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku, nilai-nilai pada individu, kelompo dan masyarakat. Perubahan tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan yang semakin bervariasi, dan member jalan kearah pemenuhannya. Itulah seringkali para ahli mengatakan, bahwa pendidikan mencetuskan harapan, oleh karena harapan itu terletak pada pendidikan. Pada tahap awal perjuangan kemerdekaan suatu bangsa dan tahap awal pembangunan, pendidikan biasanya merupakan gerakan yang mendapat dukungan luas. Pada saat itu juga tampak, bahwa pendidikan tidak terbatas pada pendidikan yang diselenggarakan dalam sistem persekolahan, tetapi juga diselenggarakan dalam bentuk lain di luar sistem persekolahan.
c. Pembahasan dan Analisis
Kelebihan dalam setiap karya tulis pastinya tersebar di berbagai tulisannya, namun pastilah ada beberapa kelebihan yang menonjol pada setiap karya ilmiah/tulis. Kelebihan dalam jurnal tersebut adalah terletak pada meteri yang cukup lengkap terlihat pada sub-sub judul dalam jurnal tersebut yang lengkap dan menyeluruh, kemudian kelebihan dari jurnal tersebut adalah penulis dapat mengembangkan beberapa poin-point kecil namun cukup penting untuk di kaji, dan penulis melakukannya dengan cukup baik. Kemudian jurnal ini sangat terpercaya karena penulis mencantumkan referensi yang akurat sehingga jurnal tersebut sangat memikat.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak menjadi anak jalanan yaitu: a) faktor ekonomi keluarga yang rendah; faktor pendidikan orang tua yang rendah; dan c) faktor perceraian (broken home) orang tua. Anak jalanan juga mempunyai ragam kebutuhan belajar yang berbeda-beda, anak jalanan di Kota Semarang memiliki ragam kebutuhan belajar yang berbeda-beda: a) ragam kebutuhan belajar anak jalanan di Taman Tugu Muda memiliki ragam kebutuhan belajar tentang mekanik motor dan kebutuhan belajar mengenai memasak; b) ragam kebutuhan belajar anak jalanan di Simpang Lima tidak ada; dan c) ragam kebutuhan belajar anak jalanan di bawah naungan Yayasan Setara terpenuhi, karena adanya program kelompok belajar yang di dalamnya terdapat pemberian keterampilan sesuai dengan keinginan anak setiap hari Selasa dan Rabu pukul 15.00 WIB.
Pemenuhan ragam kebutuhan belajar anak jalanan di Kota Semarang melalui program pendidikan nonformal, pemenuhannya ada dua yaitu: pemenuhan kebutuhan belajar secara mandiri dan pemenuhan kebutuhan belajar melalui program yang terdapat di lembaga Yayasan Setara.
Kepustakaan
Ayu, Putri Rizca dan Fakhruddin, 2017. Pemenuhan Kebutuhan Belajar Anak Jalanan Di Kota Semarang Melalui Program Pendidikan Nonformal. Semarang: Vol. 2. No 1. ISSN 2549-1717.
terima kasih ulasannya :)
BalasHapusASSALAMUALAIKUM SAYA INGIN BERBAGI CARA SUKSES SAYA NGURUS IJAZAH saya atas nama bambang asal dari jawa timur sedikit saya ingin berbagi cerita masalah pengurusan ijazah saya yang kemarin hilang mulai dari ijazah SD sampai SMA, tapi alhamdulillah untung saja ada salah satu keluarga saya yang bekerja di salah satu dinas kabupaten di wilayah jawa timur dia memberikan petunjuk cara mengurus ijazah saya yang hilang, dia memberikan no hp BPK DR SUTANTO S.H, M.A beliau selaku kepala biro umum di kantor kemendikbud pusat jakarta nomor hp beliau 0823-5240-6469, alhamdulillah beliau betul betul bisa ngurusin masalah ijazah saya, alhamdulillah setelah saya tlp beliau di nomor hp 0823-5240-6469, saya di beri petunjuk untuk mempersiap'kan berkas yang di butuh'kan sama beliau dan hari itu juga saya langsun email berkas'nya dan saya juga langsung selesai'kan ADM'nya 50% dan sisa'nya langsun saya selesai'kan juga setelah ijazah saya sudah ke terima, alhamdulillah proses'nya sangat cepat hanya dalam 1 minggu berkas ijazah saya sudah ke terima.....alhamdulillah terima kasih kpd bpk DR SUTANTO S.H,M.A berkat bantuan bpk lamaran kerja saya sudah di terima, bagi saudara/i yang lagi bermasalah malah ijazah silah'kan hub beliau semoga beliau bisa bantu, dan ternyata juga beliau bisa bantu dengan menu di bawah ini wassalam.....
BalasHapus1. Beliau bisa membantu anda yang kesulitan :
– Ingin kuliah tapi gak ada waktu karena terbentur jam kerja
– Ijazah hilang, rusak, dicuri, kebakaran dan kecelakaan faktor lain, dll.
– Drop out takut dimarahin ortu
– IPK jelek, ingin dibagusin
– Biaya kuliah tinggi tapi ingin cepat kerja
– Ijazah ditahan perusahaan tetapi ingin pindah ke perusahaan lain
– Dll.
2. PRODUK KAMI
Semua ijazah DIPLOMA (D1,D2,D3) S/D
SARJANA (S1, S2)..
Hampir semua perguruan tinggi kami punya
data basenya.
UNIVERSITAS TARUMA NEGARA UNIVERSITAS MERCUBUANA
UNIVERSITAS GAJAH MADA UNIVERSITAS ATMA JAYA
UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS MOETOPO
UNIVERSITAS TERBUKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
UNIVERSITAS BUDI LIHUR ASMI
UNIVERSITAS ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS DIPONOGORO
AKADEMI BAHASA ASING BINA SARANA INFORMATIKA
UPN VETERAN AKADEMI PARIWISATA INDONESIA
INSTITUT TEKHNOLOGI SERPONG STIE YPKP
STIE SUKABUMI YAI
ISTN STIE PERBANAS
LIA / TOEFEL STIMIK SWADHARMA
STIMIK UKRIDA
UNIVERSITAS NASIONAL UNIVERSITAS JAKARTA
UNIVERSITAS BUNG KARNO UNIVERSITAS PADJAJARAN
UNIVERSITAS BOROBUDUR UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH UNIVERSITAS BATAM
UNIVERSITAS SAHID DLL
3. DATA YANG DI BUTUHKAN
Persyaratan untuk ijazah :
1. Nama
2. Tempat & tgl lahir
3. foto ukuran 4 x 6 (bebas, rapi, dan usahakan berjas),semua data discan dan di email ke alamat email bpk sutantokemendikbud@gmail.com
4. IPK yang di inginkan
5. universitas yang di inginkan
6. Jurusan yang di inginkan
7. Tahun kelulusan yang di inginkan
8. Nama dan alamat lengkap, serta no. telphone untuk pengiriman dokumen
9. Di kirim ke alamat email: sutantokemendikbud@gmail.com berkas akan di tindak lanjuti akan setelah pembayaran 50% masuk
10. Pembayaran lewat Transfer ke Rekening MANDIRI, BNI, BRI,
11. PENGIRIMAN Dokumen Via JNE
4. Biaya – Biaya
• SD = Rp. 1.500.000
• SMP = Rp. 2.000.000
• SMA = Rp. 3.000.000
• D3 = 6.000.000
• S1 = 7.500.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S2 = 12.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S3 / Doktoral Rp. 24.000.000
(kampus terkenal – wajib ikut kuliah beberapa bulan)
• D3 Kebidanan / keperawatan Rp. 8.500.000
(minimal sudah pernah kuliah di jurusan tersebut hingga semester 4)
• Pindah jurusan/profesi dari Bidan/Perawat ke Dokter. Rp. 32.000.000